Kamis, 24 Januari 2013

laporan praktikum porifera


BAB III
PORIFERA
I.                   LATAR BELAKANG
Porifera merupakan hewan bersel banyak yang berderajat paling rendah. Kata Porifera berasal dari bahasa latin =  lubang kecil, Ferre = membawa. Jadi, Porifera berarti hewan yang mempunyai tubuh berpori. Sebagian hewan ini hidup di laut sampai kedalaman 3,5 meter, dan sebagian kecil hidup di air tawar. Bentuk tubuhnya beraneka ragam, dan menyerupai tumbuhan, jambangan, piala, terompet, dan bercabang-cabang. Warnanya juga sangat bervariasi seperti merah, hijau, abu-abu, kuning, biru, violet dan ada pula yang tidak berwarna. Tubuh porifera senantiasa menempel pada batu-batuan, karang, atau pada benda padat didasar perairan tempat hidupnya. Hewan ini umumnya membentuk koloni
Porifera memliki cirri khusus berupa tubuh yang berpori mikroskopis. Dalam fase hidupnya, Porifera mengalami dua bentuk kehidupan yaitu hidup berenang bebas (polip) yang terjadi pada fase larva dan hidup menetap (sesil) pada fase dewasa. Porifera belum memiliki organ pencernaan, system saraf dan system peredaran darah. Tubuhnya yang berpori memiliki fungsi sebagai tempat masuknya air, pada bagian dalam tubuh terdapat suatu ronga yang disebut spongocoel yang terdapat lubang tempat keluarnya air disebut osculum.
Tubuh porifera tidak dilengkapi dengan apa yang disebut apendiks dan bagian tubuh yang dapat digerakkan, tubuh porifera belum memiliki sistem saluran pencernaan makanan adapun pencernaannya berlangsung secara intraseluler, tubuh porifera dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun atas bentuk Kristal dari spikula-spikula atau bahan fiber yang terbuat dari bahan organik. Porifera tubuhnya terdiri atas dua lapisan sel, lapisan tubuh bagian luar terdiri dari epidermis, dan lapisan tubuh bagaian dalam atau melapisi rongga tubuh bagian dalam disebut gastrodermis. Porifera Memiliki krangka yang tersusun dari spikula atau serabut yang terbuat dari bahan organik. Berdasarkan sifat kerangka tubuh dibagi atas tiga Classis yaitu:
Calcarea (Calsipongiae), spikula dari zat kapur, tipe monoaxon, triaxon, atau tetraxon.
Hexactinellida (hyalospongia), spikula dari silikat, tipe hexaxon, atau dari zat kersik.
Demospongiae, spikula dari silikat atau spongin atau campuran keduanya, spikula bukan hexaxon.
II.                TUJUAN
Observasi morfologi dan anatomi dari beberapa contoh hewan porifera menyatakan hasil bentuk observasi,bentuk observasi dalam bentuk gambar dan deskripsi.

III.             PROSEDUR KERJA
3.1.Alat Dan Bahan
ª      Pensil
ª      Buku
ª      Awetan Porifera.
3.2.Cara Kerja
»        Menyiapkan alat tulis seperti buku,dan pensil.
»        Menyiapkan awetan porifera.
»        Menggambar dalam buku gambar.

IV.             HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
4.1.Hasil Pengamatan

No
Nama spesies
Karaktreristik
Bentuk tubuh
Lubang pori
Osculum
Spongocoel
Kerangka
1
Leucosolenia
Seperti jambangan kecil yang berhubungan satu sama lain pada bagian pangkalnya.
ü   
ü   
ü   





Identifikasi hewan-hewan berdasarkan kerangka tubuh
No


Nama spesies
Karakteristik
Spongin
Zat kapur
Silikat
Bentuk Spikula
Klassis/ sub Klassis
2.
Leucosolonia
-           
ü   

Ada spikula
Calcarea
Gambar Pengamatan
Filum      :    Porifera
Kelas      :    Calcarea
Ordo       :    Homocoela
Spesies   :    Leucosolonia sp

4.2.Pembahasan 
Pada praktikum kali ini mengamati hewan porifera, tapi yang ada pada pengamatan hanya porifera yang berjenis Leucosolonia sp. Leucosolonia sp termasuk pada kelas calcarea. Jika dilihat dari morfologi hewan porifera ini Berbentuk sederhana seperti tabung atau berbentuk silindris dengan yang dijumpai pada marga Leucosolenia, atau massif bentuknya dan agak tidak teratur. Banyak spon juga terdiri dari segumpal jaringan yang tak tentu bentuknya, membuat kerak pada batu, cangkang, tonggak, atau tumbuh-tumbuhan dan pada benda-benda inilah hewan porifera  menempel. Kelompok spon lain mempunyai bentuk lebih teratur dan melekat pada dasar perairan melalui sekumpulan spikula. Bentuk-bentuk yang dimiliki oleh sepon dapat agak beragam, namun tetap tidak berubah.
Dan jika dilihat dari anatomi Leucosolonia sp bagian-bagian dari tubuhnya dapat diketahui atau diidentifikasi setelah memperhatikan dan mengamati secara seksama. Bagian-bagian tubuh porifera yang diamati tersebut yaitu lubang-lubang kecil pada permukaan tubuhnya (pori), lubang atau rongga dalam tubuhnya (spongocoel), spikula, dan saluran pengeluaran (oskulum).
Lubang-lubang kecil atau pori yang terdapat pada permukaan tubuh porifera merupakan bagian yang berfungsi sebagai jalan masuk air dan partikel makanan yang bersama dengan masuknya air kedalam tubuh porifera. Didalam tubuh porifera terdapat rongga yang disebut spongocoel yang berfungsi sebagai saluran dalam proses sirkulasi air. Pada bagian ini terdapat sel koanosit yang berfungsi untuk menangkap makanan dengan menggunakan flagelnya yang masuk kedalam tubuh porifera melalui pori-pori permukaan tubuhnya yang masuk bersama dengan aliran air. Makanan yang ditangkap oleh flagel dari sel koanosit selanjutnya akan dicerna oleh sel tersebut dan sisa pencernaannya akan dikeluarkan dari dalam tubuh porifera melalui oskulum. Oskulum merupakan lubang yang terdapat di permukaan tubuh porifera yang berfungsi sebagai saluran pengeluaran dari sisa pencernaan dan saluran keluar dari sirkulasi air. Reproduksi pada porifera terjadi melalui dua cara yaitu secara aseksual dan dengan cara seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembentukan tunas (budding). Sedangkan reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara peleburan sel kelamin jantan (sperma) dan sel telur (ovum). Dan sebagian besar hewan Porifera bersifat Hermafrodit, yaitu dalam satu individu mampu menghasilkan sperma dan sel telur sekaligus. Hewan porifera ini bertempat tinggal di laut.
Peran Porifera Dalam Kehidupan  :
o   Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok.Namun, spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka porifera.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.
o   Rangka tubuh porifera mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor.
o   Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk mencuci, sedangkan Euspongia mollisima biasa digunakan sebagai alat pembersih toilet yang harganya mahal. Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi.
o   Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Spesies Petrosia contegnatta mengahsilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat anti kanker, sedangkan obat anti-asma diambil dari Cymbacela. Spons Luffariella variabilis menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.
V.                KESIMPULAN

1.      Filum Porifera merupakan golongan hewan bersel banyak (metazoa) yang sangat primitif.
2.      Porifera mempunyai beberapa bagian tubuh yang penting seperti pori, spongocoel, holofast, spicula, dan koanosit.
3.       Porifera termasuk diplobastik yang terdiri atas lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam, dan di antara kedua lapisan tersebut terdapat bahan kental yang disebut mesoglea.
4.      Berperan dalam kehidupan sehari-hari contohnya dapat di manfaatkan pada spon sabun mandi.
VI.             LAMPIRAN
 Jawaban Pertanyaan
1.      Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang anda temukan? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut.
Jawab:
Berdasarkan spesies yang kami temukan, persamaan yang ada yaitu dari karakteristik tubuhnya yaitu memiliki pori ditubuhnya.

2.      Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies tersebut sehingga dimasukan pada klasis yang berbeda? Tuliskan perbedaan-perbedaanynya.
Jawab:
Perbedaan yang tampak yaitu dari zat penyusun rangka tubuhnya, sehingga dapat dipisahkan berdasarkan kelas-kelasnya.

3.      Tuliskan cirri khas dari tiap-tiap klasis pada kolom berikut
Classis
Ciri Khas
Calcarea (calsipongiae)
Hidup di daerah pantai yang dangkal, kerangka tubuh terbuat dari bahan kapur dengan koanosit yang besar, monoaxon, triaxon, atau tetraxon, permukaan tubuh berbulu; warna suram, tinggi kurang dari 15 cm.
Hexactinellida (Hyalospongiae)
Hidup di daerah laut yang dalam, system saluran air tipe askonoid, kerangka tubuh tersusun dari silikat, hexactinal, beberapa bersambungan seperti pagar, beberapa terjalin seperti kaca, tipe syconoid, bentuk tubuh silindris, datar atau bertangkai; tinggi 90 cm; dilaut pada kedalaman 90 cm sampai 5.000 m.
Demospongiae
Spikul silikat, serat spons atau keduanya atau tidak ada; bila ada spikulnya monoaxon atau tetraxon; tipe leuconoid.

4.      Tuliskan kegunaan dan manfaat dari spesies-spesies Porifera yang anda temukan
Jawab:
Hippospongia dan Spongia dapat dimanfaatkan sebagai bahan hiasan, sponsnya digunakan untuk spons mandi, spons pencuci piring, dan zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker

5.      Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai filum Porifera, lengkapilah table berikut ini!
Filum
Pencernaan makanan
Ekskresi
pernapasan
Sistem saraf
Reproduksi
PORIFERA
Dalam hal nutrisi, hewan porifera bersifat holozoik maupun saprozoik. Partikel-partikel yang berukuran 5-50 µ dapat difagosit oleh sel-sel pinakosit yang melapisi saluran masuk (inhalant)
Untuk pembuangan sisa-sisa metabolisme atau sampah tubuh, hewan spons juga belum mempunyai alat khusus. Dalam penelitian ternyata zat-zat sampah yang berupa butir-butir itu dikeluarkan dari lingkungan internal tubuhnya oleh amoebosit. Kemudian keluar bersama aliran air melewati oskulum.
Sebetulnya spons tidak mempunyai alat atau organ pernapasan khusu, kendati demikian mereka dalam hal respirasi bersifat aerobic. Dalam hal ini bertugas menangkap atau mendifusikan oksigen yang terlarut didalam air mediannya bila dijajaran luar adalah sel-sel epidermis (sel-sel pinakosit).
Belum mempunyai sistem saraf yang menanggapinya sistem saraf sel-sel individual
Hewan-hewan porifera dapat berkembangbiak secara seksual maupun secatra aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup (budding) atau benih (gemmulae). Kuncup itu setelah mengalami pertumbuhan ada yang masih melekat pada tubuh induk, sehingga membentuk semacam koloni atau rumpun, tetapi ada yang memisahkan diri dari tubuh induk. Perkembangbiakan secara seksual, pada porifera belum ditunjang oleh alat reproduksi atau kelamin khusus, baik ovum maupun spermatozoidnya berkembang dari amoebosit khusus yang disebut arkheosit. Arkheosit ini ditemukan pada kawasan mesoglea




















                   






DAFTAR PUSTAKA
            Aslan, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Universitas Haluoelo. Kendari
Kastawi, Yusuf. et al. 2001. Zoologi Avertebrata. Universitas Negeri Malang
Pratiwi, D.A. et al. 1996. Buku Penuntun Biologi SMU Kelas 1. Jakarta: Erlangga

makalah kimia


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Saat ini sebagian besar  mahasiswa menganggap pelajaran kimia itu adalah pelajaran yang sulit untuk dipahami,apalagi program studi yag bukan khusus kimia. Maka dengan itu upaya – upaya dilakukan untuk mempermudah kita melakukan pembelajaran dikelas.Begitupun alasan atau latar belakang pembuatan makalah ini adalah untuk menunjang kita dalam proses pembelajaran.sehingga dosen melakukan upaya dengan cara membagi kelompok-kelompok kecil dengan membagi-bagi tugas membuat makalah sesuai silabus pelajaran yang akan disampaikan dosen tertentu,dengan ini,sebagian kecil pelajaran insya Allah sudah mampu dimengerti anggoya kelompok bersangkutan,serta untuk hal lain dalam  pembelajaran akan disampaikan kelompok lain dan lebih jelasnya lagi oleh dosen mata kuliah.
Melalui makalah ini kami sebagi penulis berusaha mengupas mengenai  materi yang ditugaskan dosen pengampu yaitu tentang “Hukum Termodinamika II dan Energi Bebas”.
Formulasi Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua menyebutkan bahwa tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas salju, maka salju dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut.
Proses spontan adalah waktu-evolusi dari sebuah sistem di mana ia melepaskan energi bebas (biasanya sebagai panas) dan bergerak ke keadaan, energi yang lebih rendah lebih termodinamika stabil.
Untuk lebih memahami mengenai “Hukum Termodinamika II dan Energi Bebas” ini dapat dilihat pada bagian pembahasan dalam makalah ini.


B.     RUMUSAN MASALAH
1.        Bagaimana bunyi hukum termodinamika II ?
2.         Apa perannya Hukum Termodinamika II terhadap kehidupan ?
3.         Bagaimana hubungannya Hukum Termodinamika II terhadap kimia ?
4.         Apa sajakah proses – proses pada energi bebas ?
5.         Bagaimana perubahan yang terjadi akibat dari energi bebas

C.   TUJUAN
1.        Menjelaskan Hukum Termodinamika II.
2.        Menjelaskan peranan Hukum Termodinamika terhadap kehidupan.
3.        Menjelaskan hubungan Hukum Termodinamika II terhadap kimia.
4.        Menguraikan proses-proses pada energi bebas.
5.        Menjelaskan perubahan yang terjadi akibat dari energi bebas.
D.    BATASAN MASALAH
            Pembahasan mengenai “Hukum Termodinamika II dan Energi bebas” mempunyai cakupan yang sangat luas. Jadi adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah merujuk pada rumusan maslah yang telah di cantumkan di atas.











BAB II
ISI
A.    HUKUM TERMODINAMIKA II
Formulasi Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua menyebutkan bahwa tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas salju, maka salju dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut. Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua adalah studi tentang mesin kalor
  1. Proses Spontan dan Tak Spontan
                        Proses Spontan : proses yang dapat berlangsung dengan sendirinya dan tidak dapat balik tanpa pengaruh dari luar . Contoh :
            a. Panas, selalu mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah.
            b. Gas mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
c. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Manfaat Proses Spontan :                             
           Energi panas dapat menggerakkan mesin panas
           Ekspansi gas dapat menggerakkan piston (motor bakar)
           Air terjun untuk menggerakkan turbin listrik.
Karakter proses spontan :
·         Semua proses spontan berlangsung dari energi potensial tinggi ke energi potensial yang lebih rendah
·         Reaksi kimia akan berlangsung secara spontan apabila reaksinya eksoterm. Jadi diikuti penurunan entalpi. Untuk hal ini entalpi sebagai energi potensial kimia. 
·         Jika entalpi reaktan lebih tinggi dari entalpi zat hasil, sehingga ΔH negatif, maka reaksi bersifat spontan.
·         Reaksi endoterm dapat juga berlangsung spontan. Prosesnya berlangsung terus hingga tercapai keadaan setimbang.
          contoh : air menguap secara spontan ke atmosfer. Jumlah air yang menguap = uap yang kembali mengembun.
         Reaksi yang dapat balik juga dapat terjadi secara spontan. Contoh : H2 bereaksi dengan Cl2 membentuk HCl. Sebaliknya HCl akan terurai menjadi H2 dan Cl2 sampai terjadi keadaan setimbang.
         Proses menuju ke keadaan setimbang juga merupakan proses spontan.
         Kesimpulan : Semua perubahan spontan berlangsung dengan arah tertentu.
Proses tak spontan : proses yang tidak dapat berlangsung tanpa pengaruh dari luar. Contoh : panas tak dapat mengalir dari suhu rendah ke suhu tinggi tanpa pengaruh dari luar.

ENTROPI  (s)
Selain perubahan entalpi, perubahan kimia maupun fisika melibatkan perubahan dalam kekacaubalauan (disorder) relatif dari atom-atom, molekul-molekul ataupun ion-ion. Kekacaubalauan (ketidakteraturan) suatu sistim disebut ENTROPI.
Contoh :
         Gas yang diwadahi dalam suatu labu 1 L memiliki entropi lebih besar daripada gas dengan kuantitas yang sama ditempatkan dalam labu 10 ml.
         Natrium Klorida dalam bentuk ion-ion gas mempunyai entropi lebih tinggi daripada bentuk kristal padat.
         Air (cair) pada suhu 0oC mempunyai entropi lebih tinggi dari pada es dengan temperatur yang sama.          
Jumlah entropi di alam semesta selalu meningkat
Makin tidak teratur : S semakin meningkat.
  RUMUS ENTROPI
  ∆S = qrev
               T
  Jika entropi dari sistem meningkat pada waktu es meleleh, maka entropi akan menurun pada waktu air membeku. Maka :
  ∆Stotal = ∆Ssemesta = ∆Ssistem + ∆Ssekeliling > 0
ENERGI BEBAS GIBBS
         Menunjukkan perubahan entropi total dari sistem
         Batasan à suhu dan tekanan tetap
                                      G = H – TS
                                    DG = DH – TDS (suhu tetap)
                                    DG = - TDS (tekanan tetap)
Proses spontan : DSsemesta = DSsis + DSling > 0
Untuk proses suhu-konstan: DGsis = DHsis -TDSsis
DG < 0     Reaksi spontan dalam arah maju.
DG > 0     Rx nonspontan, reaksi ini spontan dlm arahberlawanan
DG = 0     Reaksi dalam kesetimbangan.
Ssemesta > 0 proses spontan             G < 0 proses spontan
Ssemesta < 0 proses nonspontan       G > 0 proses nonspontan
Ssemesta = 0 proses  kesetimbangan    G = 0 proses kesetimbangan
  RUMUS ENTROPI
  ∆S = qrev
               T
  Jika entropi dari sistem meningkat pada waktu es meleleh, maka entropi akan menurun pada waktu air membeku. Maka :
∆Stotal = ∆Ssemesta = ∆Ssistem + ∆Ssekeliling > 0
ENERGI BEBAS DAN PERUBAHAN SPONTAN
  Perubahan entropi total merupakan kriteria yang berlaku untuk spontanitas.
  Perubahan entropi sekeliling merupakan pekerjaan yang rumit, yang diperlukan adalah kriteria yang lepas dari keliling dan dapat diterapkan pada sistem itu saja.
  ∆Ssem = ∆Ssis - ∆Hsis/T
  Perkalian dengan T menghasilkan
  T ∆Ssem = T ∆Ssis - ∆Hsis = - (∆Hsis - T ∆Ssis)
  - T∆Ssem = ∆Hsis - T ∆Ssis
  suku di sebelah kanan hanya mengandung besaran untuk sistem dan di sebelah kiri muncul suku ∆Ssem untuk proses spontan harus bernilai positif.
  Persamaan tersebut, kriteria dasar bagi perubahan spontan, namun melalui sifat termodinamika yang baru dikenal dengan energi bebas Gibbs (G), maka :
  G = H - TS
  Jika perubahan dilakukan pada T dan P tetap, maka
  ∆G = ∆H - T ∆S……maka
  ∆G = - T ∆Ssem
  Karena kriteria untuk spontan ialah ∆Ssem >0 untuk proses yang berlangsung pada P dan T tetap dalam sistem tertutup, perubahan spontan diiringi dengan penurunan energi bebas, atau ∆G < 0
PERUBAHAN ENERGI BEBAS STANDAR (∆G°)
  Sebagaimana fungsi termodinamika lainnya, energi bebas zat kimia tergantung pada keadaannya. Maka perlu ditentukan keadaan standarnya.
  Padatan (zat murni pada tekanan 1 atm)
  Cairan (zat murni pada tekanan 1 atm)
  Gas (gas ideal pada tekanan parsial 1 atm)
  Zat terlarut / solut (larutan ideal pada 1 M)
  Untuk reaksi yang senyawanya terbentuk dari unsur-unsurnya maka ∆G°rxn dan energi bebas standar pembentukan ∆G°
  ∆G° = ∆H - T ∆S
ENERGI BEBAS DAN KESETIMBANGAN
  Telah diketahui bahwa untuk proses spontan ∆G < 0 dan ∆G > 0 pada proses nonspontan, maka bagaimana jika ∆G = 0?
  Keadaan ∆G = 0 adalah keadaan kesetimbangan. Berarti ada kecenderungan yang sama untuk proses ke arah kiri dan kanan.
  Hubungan antara ∆G° dengan K adalah
∆G° = -2,303 RT log K